berpurapura
Banyak hal yang bisa membuat aku
menangis bila mengingatmu. Saat melintasi jalan2 yang pernah kita lalui
bersama, misalnya. Tak hanya itu. Ketika duduk diam si bangku tempat
kita pernah menikmati secangkir hot cappuccino juga mampu membuat
gerimis turun dari kedua mataku. Atau itu, saat aku membaca ulang
sehelai surat yang pernah kau sisipkan dalam sebuah novel yang kau
kirimkan padaku. Ah, bahkan aku pun bisa berair mata kala aku sedang
diam sendiri dan bayangan dirimu tiba2 melintas dan tersenyum kepadaku.
Jika sudah
begitu, biasanya aku tak mampu menahan genangan air itu untuk tak
meluncur jatuh dan meninggalkan jejak basah di kedua pipiku. Setelah
puas kulampiaskan, maka dada ini akan terasa lebih lega.
Dulu, aku harus menunduk dalam2 jika
tangisku akan tumpah. Kemudian aku selalu menggigit kuat2 bibir bawahku
mencegah agar isak tangisku tak terdengar keluar. Tapi, tetap saja meski
pelan, terdengar jika aku terisak.
Lalu tangisku aku paksa berhenti dalam
satu kali tarikan nafas. Awalnya sungguh terasa berat. Saking beratnya
aku meredam tangis hingga nafasku tersenggal2 dan pendek2.
Aku pun tak memahami perasaan yang sulit
aku mengerti ini. Dengan mudahnya aku bisa bersimbah air mata bila
mengingat segala hal yang berkaitan denganmu. Rasanya sedih sekali. Ada
perasaan hancur. Seperti ada sesuatu yang hilang dari hatiku. Sesuatu
yang pergi dan tak kembali. Sesuatu tercerabut paksa hingga meninggalkan
rasa pedih di hatiku. Begitulah yang aku rasakan. Entahlah, aku yang
terlalu melankoli atau terlalu perasa seperti yang pernah kau bilang
tentang aku.
Namun lama2, kini aku sudah tebiasa
menangis dalam hati. Tanpa seorangpun tau sesungguhnya aku sedang
berurai air mata. Tanpa seorang pun sadar jika di sini, jauh di dasar
hatiku, tangisku sedang membadai. Mengalirkan sederas2nya air mata bak
anak sungai. Karena kini aku mampu meredam gemuruh gaduh dalam hatiku.
Tangis itu memang tak berwujud dalam
derai yang membasahi pipi. Tak ada genangan air mata. Jadi, kini kau
akan banyak melihat senyum bertabur di wajahku. Karena sekarang aku tlah
pandai menutupinya. Karena sekarang aku tlah pandai berpura2~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar