Jumat, 03 Agustus 2012

berpurapura

Banyak hal yang bisa membuat aku menangis bila mengingatmu. Saat melintasi jalan2 yang pernah kita lalui bersama, misalnya. Tak hanya itu. Ketika duduk diam si bangku tempat kita pernah menikmati secangkir hot cappuccino juga mampu membuat gerimis turun dari kedua mataku. Atau itu, saat aku membaca ulang sehelai surat yang pernah kau sisipkan dalam sebuah novel yang kau kirimkan padaku. Ah, bahkan aku pun bisa berair mata kala aku sedang diam sendiri dan bayangan dirimu tiba2 melintas dan tersenyum kepadaku.

Jika sudah begitu, biasanya aku tak mampu menahan genangan air itu untuk tak meluncur jatuh dan meninggalkan jejak basah di kedua pipiku. Setelah puas kulampiaskan, maka dada ini akan terasa lebih lega.

Dulu, aku harus menunduk dalam2 jika tangisku akan tumpah. Kemudian aku selalu menggigit kuat2 bibir bawahku mencegah agar isak tangisku tak terdengar keluar. Tapi, tetap saja meski pelan, terdengar jika aku terisak.

Lalu tangisku aku paksa berhenti dalam satu kali tarikan nafas. Awalnya sungguh terasa berat. Saking beratnya aku meredam tangis hingga nafasku tersenggal2 dan pendek2.

Aku pun tak memahami perasaan yang sulit aku mengerti ini. Dengan mudahnya aku bisa bersimbah air mata bila mengingat segala hal yang berkaitan denganmu. Rasanya sedih sekali. Ada perasaan hancur. Seperti ada sesuatu yang hilang dari hatiku. Sesuatu yang pergi dan tak kembali. Sesuatu tercerabut paksa hingga meninggalkan rasa pedih di hatiku. Begitulah yang aku rasakan. Entahlah, aku yang terlalu melankoli atau terlalu perasa seperti yang pernah kau bilang tentang aku.

Namun lama2, kini aku sudah tebiasa menangis dalam hati. Tanpa seorangpun tau sesungguhnya aku sedang berurai air mata. Tanpa seorang pun sadar jika di sini, jauh di dasar hatiku, tangisku sedang membadai. Mengalirkan sederas2nya air mata bak anak sungai. Karena kini aku mampu meredam gemuruh gaduh dalam hatiku.

Tangis itu memang tak berwujud dalam derai yang membasahi pipi. Tak ada genangan air mata. Jadi, kini kau akan banyak melihat senyum bertabur di wajahku. Karena sekarang aku tlah pandai menutupinya. Karena sekarang aku tlah pandai berpura2~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Valentine's Day Pumping Heart