“Ikutlah denganku, aku akan mengantarmu kemanapun kau mau. Percayalah padaku.” Dia menatapku dalam-dalam. Tangannya meraih tanganku, jemariku dipegangnya erat. Dia berusaha meyakinkanku dengan kata-kata manisnya.
“Aku percaya padamu..”, sesaat aku tidak melihat ke arahnya tapi kemudian aku menatapnya, “..tapi aku tidak bisa ikut denganmu.”
Dia setengah tersenyum, “Aku sudah menduganya.”
Aku beranjak berdiri dari dudukku. Berjalan beberapa langkah sekedar mengambil jarak darinya.Dia masih menatapku, aku bisa merasakan itu dari balik punggungku.
Banyak hal yang ingin ku katakan padanya, tapi hanya itu yang keluar dari mulutku.
Hening. Untuk beberapa saat tidak ada satupun dari kami yang berbicara. Aku menunggu dia mengatakan sesuatu, namun dia hanya tertunduk diam. Jantungku berdegup kencang, takut hal yang paling buruk akan terjadi.
Kemudian dia berkata, “Baguslah.”
Aku hanya menjawab, “Kurasa inilah waktunya.”
Setengah tak percaya bahwa semuanya terjadi hari ini, aku akhirnya memutuskan untuk pergi. Ini seperti ketika kamu sadar bahwa di depanmu hanya jalan buntu, yang dapat kau lakukan hanyalah membalikkan badanmu, keluar dari jalan itu dan mencari jalan lain. Kau akan menandai dalam ingatanmu bahwa jalan itu tidak dapat kau lalui dan kau tak akan melewatinya lagi.
Dia tampak akan mengatakan sesuatu, tapi aku langsung mengatakan “Selamat tinggal.” :'(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar