Aku kesal. Entah apa yang membuat aku kesal. Tapi rasa kesal ini benar
benar menohok sudut jantungku. Mengalirkan uap panas kehatiku. Membuncah
otakku dengan amukan pikiran negatif. Menciptakan aura jelek diwajahku.
Ah aku benar benar kesal. Tapi pada siapa kesal ini kutuju ? Padamu ?
Padanya ? Mereka? Aku tak berani memastikan. Takut kesalku tersasar.
Rasa
kesal itu terteguk olehku. Sekali lagi. Tetesannya membuatku tidak
berdaya. Terhanyut dalam fatamorgana seribu wajah yang membuatku semakin
menonjok lengkungan merah bentuk hati. Kesal ini seperti parasit yang
melumuti dinding dinding pikiranku. Beribu kata penyemangat membanjiri
relung sisi sisi hati. "Kenapa harus tunduk pada kesal, sedang dia hanyalah sebentuk
sifat yang bisa teredam. Kenapa takut pada hujan, jika sesudahnya muncul
pelangi jingga ? Bukankah matahari akan menghangat seiring pagi
menggantikan kepekatan malam. Lalu apa lagi yang ditakutkan ? Usahlah
kau kesal "hatiku berbisik lirih." Biarkan asamu temui jalannya. Karena
detakan amarah hati akan percuma jika kau tetap tak tahu untuk siapa kau
kesal.